KELULUSAN
Assalamualaikum. Pembaca yang budiman. MasyaAllah rasanya saya masih tidak percaya, bahwa karya sederhana yang saya buat di level 3 telah mengantarkan saya ke level 4 ini, level tertinggi dalam program PembaTIK. Kilas balik ke awal pendaftaran, saya sebelumnya sudah membaca bagaimana persyaratan untuk dapat mengikuti pembaTIK ini. Di laman FAQ Pembatik saya tertegun membaca pertanyaan "Saya seorang Kepala Sekolah, apakah saya boleh mengikuti PembaTIK 2023?" Lalu jawaban di bawahnya "Boleh, tapi tidak dapat berkesempatan menjadi Duta Teknologi Kemendikbudristek."
Saya adalah kepala sekolah yang baru diangkat sekitar 1 tahun yang lalu, yakni Oktober 2022. Dulu di tahun 2022, saya pernah mengikuti program ini dan lulus level 1, namun perjuangan saya kandas karena keadaan jaringan di kabupaten Simeulue hilang selama beberapa bulan akibat putusnya kabel fiber optik milik PT Telkomsel yang berada di dasar laut km 23,8 lepas pantai Bakongan menuju Pulau Simeulue. Penyebab utama kerusakan jaringan milik PT Telkom tersebut diakibatkan guncangan gempa yang terjadi pada Selasa 3 Agustus 2022 dini hari. Selama berbulan-bulan masyarakat Simeulue hidup tanpa jaringan internet.
Akhirnya di 2023, jaringan internet sudah pulih meskipun di beberapa wilayah masih saja jaringannya timbul tenggelam, terkadang ada terkadang hilang. Oleh karena itu, kesempatan mengikuti pembaTIK ini tentu tidak saya lewatkan. Meskipun tidak berkesempatan menjadi Duta Teknologi saya tetap antusias mengikutinya dan Alhamdulillah telah sampai di level 4. Begitu mengetahui informasi kelulusan, saya segera menghubungi salah satu Duta Teknologi Aceh 2021 yakni Ibu Eva Deliana Bangun. Beliau adalah salah satu rekan guru yang pernah bersama-sama mengikuti ajang guru berprestasi tahun 2021 dan Bu Eva menjadi Juara 1 di Ajang bergengsi tersebut. Melalui beliaulah saya juga mengetahui program PembaTIK ini karena beliau sering membagikan postingannya di media sosial miliknya yakni akun whatsapp. Saya pun segera menanyakan apa yang harus saya lakukan. Beliau menyampaikan bahwa kepala sekolah memang tidak bisa masuk 5 besar, namun tetap dapat berbagi. Oleh karena itu, saya pun bertekad untuk menyelesaikan level ini hingga tuntas. Saya tetap Berbagi dan Berkolaborasi dengan rekan guru terutama di sekolah saya.
Setelah beberapa hari usai pengumunan, barulah kelas tersedia, dan saya terkejut dari seluruh peserta yang ikut ternyata hanya 30 orang saja yang terpilih untuk masuk kelas Berbagi-Prov Aceh. Seperti juga kelas sebelumnya di dalamnya ada beberapa modul yang harus dipelajari yakni mengenai Publikasi Karya Tulis, Membangun Komunikasi dan Kolaborasi dengan Pemanfaaatan Platform Teknologi dan Strategi Berbagi Memanfaatkan Media Sosial. Ketiga modul tersebut benar-benar memberikan pemahaman baru bagaimana langkah-langkah menulis sebuah karya tulis, pemanfaatan platform teknologi, dan sebagainya. Benar-benar hal yang sangat bermanfaat.
Nah, untuk kelanjutan ceritanya simak di tulisan berikutnya ya sahabat. Salam Semangat