Minggu, 17 Maret 2024

1.1.a.3 Modul 1.1- Mulai Dari Diri-Konsep Pemikiran Ki Hajar Dewantara, Antara Harapan & Kenyataan

Sebuah refleksi kritis oleh Rini Susanti Gulo, S.Pd.


Ki Hajar Dewantara (KHD) adalah sosok yang memiliki pemikiran cemerlang terhadap pendidikan. Salah satu buah pemikirannya yang cukup terkenal adalah Ingarso Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani. Slogan ini bermakna bahwa seorang pendidik harus dapat menjadi teladan, memberi semangat, dan memberikan dorongan kepada murid. 

Ki Hajar Dewantara melalui konsep pemikirannya menginginkan pendidikan yang mampu membangun manusia berkarakter, mempunyai tingkat intelektual yang baik, dan mempunyai moralitas yang tinggi Sejauh ini jika melihat keadaan pendidikan baik di tingkat nasional maupun secara khusus di SMPN 6 Teupah Selatan, konsep ini hampir saja luntur. Siswa saat ini terutama dari segi akhlak dan perilaku jauh sekali dari norma-norma kesopanan, budi pekerti yang luhur seperti yang diharapkan oleh Ki Hajar Dewantara. 

Pendidikan di Indonesia menurut saya mengalami kemerosotan moral yang drastis. Hal ini terbukti dari karakter siswa yang mudah sekali terpengaruh dengan budaya-budaya luar baik dari segi berpakaian, cara bersikap, bertutur kata, dan tentu saja perbuatan. Tidak jarang kita mendengar kasus penganiayaan, pemerkosaan, pembunuhan yang dilakukan oleh anak yang masih dalam pendidikan sekolah. Tentu hal ini adalah cerminan bagaimana pembentukan karakter siswa belum berhasil. Salah satu faktor penyebabnya menurut saya adalah karena sekolah belum menjalankan konsep pemikiran KHD secara utuh. 

Di tengah gempuran kemajuan teknologi dimana siswa dapat mengakses berbagai informasi secara bebas, tentu saja hal ini bukanlah tugas yang mudah. Siswa saat ini disuguhi dengan berbagai tontonan, bahan bacaan, referensi yang tidak sepenuhnya benar. Belum lagi mereka dapat bergaul dengan bebas dengan siapapun, dari manapun di seluruh dunia melalui media sosial. Tentu saja dalam prosesnya terjadi transfer budaya dan nilai-nilai yang tidak sepenuhnya sesuai dengan nilai luhur bangsa kita. Hal ini menjadi tantangan besar bagaimana guru dapat beradaptasi dengan perkembangan itu. Saya pribadi juga merasa belum sepenuhnya melaksanakan konsep pemikiran KHD dengan baik. Saya bahkan belum memahami secara mendetil apakah yang saya lakukan saat ini sudah benar atau bagaimana dan apa yang seharusnya saya lakukan sebagai guru agar mampu menciptakan siswa yang berkarakter, bermoral, dan berintelektual sesuai dengan harapan pendidikan kita. 

Saya menyadari bahwa terkadang saya masih menuntut siswa untuk mencapai hasil pembelajaran yang maksimal tanpa memberikan tauladan dan dorongan yang baik. Saya belum menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, sesekali masih melakukan proses pendidikan yang monoton, dan belum memberikan ruang kebebasan untuk berpikir kritis bagi peserta didik. Saya berharap melalui modul ini, saya dapat belajar lebih banyak mengenai konsep pemikiran KHD, tidak hanya secara teoretis, tetapi juga dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai pendidik. Saya ingin melihat adanya perubahan sikap, prilaku, dan semangat siswa ke arah yang lebih baik melalui penerapan konsep KHD ini. Saya juga berharap dalam modul ini ada kegiatan yang secara rinci memberikan contoh penerapan konsep KHD, materi yang dapat membangkitkan semangat sebagai guru, dan bermanfaat untuk mengubah pola pikir dan prilaku saya dalam mendidik siswa ke arah yang lebih baik, menjadi pribadi yang kehadirannya ditunggu dan dirindukan, pribadi yang dapat membawa kebaikan dan pencerahan dimana pun berada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar