Minggu, 05 Juli 2015

Hujan di balik Senja


Jelas sekali terbayang derik-derik yang kau kayuh
putih-putih berkelebat dalam senja
lalu peluhmu yang jatuh mencium tanah
membawakan aku tahu dan sejumput sambal merah
lalu kuhitung koin-koin yang gemerincing di balik peti pandora
kubilang tiap keping peluhmu untuk kubelikan sejumput kuaci atau es coklat tua esok hari
lalu, kaumulai bersenandung tentang hujan yang menjadikan kau gelisah karena tak pernah sampai ke sekolah
kau ulang-ulang hingga kuhapal setiap lekukan suaramu di balik bayang-bayang lampu merah
itu dulu, berpuluh tahun lalu
lalu? apakah kini berubah? tidak
kau masih dengan peluhmu, terseok-seok mengumpulkan tetesan keringatmu
untuk kau minumkan pada kami
lalu, ingin sekali kubelikan kau putih hitam berbungkuskan petak-petak untuk kau pakai menjumpai cahaya
hanya saja, maukah engkau memakainya walau tak selalu utuh untukku dan untuk-Nya






Tidak ada komentar:

Posting Komentar