Senin, 25 Januari 2016

Biru



Kecipak biru
kugenggam erat tali jantungku
gantungan nyawaku
serasa tak ingin kulepas
hingga gigil kehilangan ruhnya

dan tak pernah bosan-bosan
menatap helai-helai yang bergelayut manja di ubun-ubun
jatuh dari mata
mengalir bersama senyum
mengerling lalu tertawa

Selalu kusuka dan selalu kurindu
mencicip sisa-sisa aroma
menyecap rasa yang mewujud dalam rupa berbeda
bukan-bukan rasanya
tapi pecahannya yang tak utuh
mengalir dalam darahku dan darahnya
menjadi sari-sari, menjadi darah
berdetak bersama



Tidak ada komentar:

Posting Komentar