Kamis, 27 Agustus 2015

AKAR POHON

8b69b-banyan-tree-aerial-root.jpg (500×375)

Lelah mulai bergelayut manja di sendi-sendi tulang
Tiarap di ubun-ubun karang
Menelentang di bawah kabut petang

Hanya saja, belum boleh berhenti sekarang
Jalanan masih panjang
Begitu byak tali pengharapan yang mereka gantung
di sela-sela rambutmu, di lenganmu, pundakmu, kakimu, perutmu, tanganmu, kakimu, jarimu, kukumu, telingamu, pipimu, mulutmu, hidungmu, dan tentu saja lehermu
Tentu tak akan kau biarkan tali itu putus, meski mungkin kau sulit bernafas karena kuatnya tarikan di lehermu

Terkadang, membayang walau gelap akan pemilik rusuk
Terbayang wajah-wajah yang kau tampik
Ocehan-ocehan yang tak kau hirau
Mereka yang berusaha datang padamu dan terpaksa kembali dengan wajah muram
Mereka yang tak kau beri kesempatan menunggu
Apa yang engkau tunggu? tanya mereka?

Sungguh kau harus percaya pada janji Allah
Betapa Ia mudahkan jalan, berikan nikmat, berikan kesempatan
Bersyukurlah, bukankah doamu diijabah"a
Walau tak sempurna, dapat jua kau menjadi akar
pohon tua tempatmu bernaung




ob_eb78ef_arbre-rue.jpg (1200×900)

Jumat, 21 Agustus 2015

Silent Love

Lagi, kudekap alunan suaramu yang serasa aroma kopi di pagi hari
Tak perlu banyak, cukup seringan tawamu
Tak perlu manis, cukup sesederhana pecimu
Tak perlu pekat, cukup sebening lantunan ayat yang kau bacakan untukku
Kau adalah sederhana yang sempurna
Masih namamu dalam doaku, dulu, kini, dan entah kapan
Mungkin tak bisa mewujud cinta, tapi harap itu masih ada
Jika bukan kau untukku dan bukan aku untukmu
Maka biarkanlah kita menyatu dalam wujud yang lain
Kini biarkan ia tersembunyi dalam diam
cukup aku dan Dia yang tahu

Kamis, 20 Agustus 2015

Doamu pada-Nya




Semoga kamu menjadi pertama dan terakhir ef 
-Doamu Pada-Nya-


Lalu harimu penuh oleh hurufnya
di jarimu ada genggamannya
di bibirmu ada senyumnya
di tawamu ada gelaknya

Akhh...Aku bukannya tak tahu semekar apa bunga yang kau tanam dengannya
Aku tahu, tapi tanpa kusadari ada yang lain yang tumbuh disini
semakin kucabut semakin kuat akarmu di dalam sana
Kau tahu tentang bunga lain itu? Jelas! Orang buta juga pandai membedakan mana mawar mana melati

Lalu? Kau pura-pura tak melihat, bermain-main dengan itu
Kau iris-iris dan kau sayat-sayat
terkadang kau siram, kau perban, kau tempatkan pada taman surgawi
lalu kau injak-injak lagi dengan kisahmu tentang 20 anak tangga yang harus kau daki deminya
kau senandungkan syair untukku tentangnya

Aku lelah, mungkin memang bukan kau
Lelah berpura-pura bahwa disini aman-aman saja, tak ada apa-apa di sini
Lelah menyiram api yang selalu membakar saat kau terampil menyebut namanya

Aku terkecoh boii,ku kira tak ada lagi dia saat kau sebut "te amo"
Guyonanmu boi membutakan aku sesaat, lupa bahwa kau dan aku adalah kebersamaan yang tak mungkin bersama

Ah,, tenang saja boi, hanya menunggu waktu, ianya akan hilang
aku berdoa boi, semoga doamu di atas terkabulkan oleh_Nya
semoga kau sukses mendaki 20 tangga itu
Nanti,, ketika kau datang lagi padaku dengan bingkisan balon-balon lucu merah hati lagi, mungkin sudah tak ada lagi tali untuk mengikatnya. :)