
Lelah mulai bergelayut manja di sendi-sendi tulang
Tiarap di ubun-ubun karang
Menelentang di bawah kabut petang
Hanya saja, belum boleh berhenti sekarang
Jalanan masih panjang
Begitu byak tali pengharapan yang mereka gantung
di sela-sela rambutmu, di lenganmu, pundakmu, kakimu, perutmu, tanganmu, kakimu, jarimu, kukumu, telingamu, pipimu, mulutmu, hidungmu, dan tentu saja lehermu
Tentu tak akan kau biarkan tali itu putus, meski mungkin kau sulit bernafas karena kuatnya tarikan di lehermu
Terkadang, membayang walau gelap akan pemilik rusuk
Terbayang wajah-wajah yang kau tampik
Ocehan-ocehan yang tak kau hirau
Mereka yang berusaha datang padamu dan terpaksa kembali dengan wajah muram
Mereka yang tak kau beri kesempatan menunggu
Apa yang engkau tunggu? tanya mereka?
Sungguh kau harus percaya pada janji Allah
Betapa Ia mudahkan jalan, berikan nikmat, berikan kesempatan
Bersyukurlah, bukankah doamu diijabah"a
Walau tak sempurna, dapat jua kau menjadi akar
pohon tua tempatmu bernaung
